"Iki mau mergo ndelok bal-balan." jawab sang pemuda.
Begitulah kurang lebih percakapan singkat seusai shalat subuh berjamaah di sebuah kampung. Pemuda tadi belum serajin bapak yang bertanya dalam menghadiri shalat shubuh berjamaah. Wajar bila muncul pertanyaan seperti itu, karena biasanya pemuda itu tidak mengisi shaf shalat shubuh. Pemuda itu dikenal suka nonton sepakbola. Mungkin dini hari itu ada pertandingan sepakbola di televisi sehingga pemuda itu menontonnya hingga waktu shubuh tiba.
Hidup merupakan perjalanan yang di dalamnya terdapat bermacam-macam peristiwa. Setiap peristiwa bisa dijadikan guru, dijadikan pelajaran. Hal itu karena dalam setiap peristiwa terkandung ilmu yang bermanfaat bagi pelakunya maupun bagi kita yang mengetahui peristiwa tersebut. Tak terkecuali potongan percakapan antara bapak dan seorang pemuda yang di muka.
Pertanyaan bapak kepada pemuda tadi memang lugas, sedikit menyindir, mungkin dengan sedikit bercanda, bahkan mungkin bercanda sambil menyindir. Tetapi karena hubungan (ukhuwah) keduanya yang dekat, saling menyayangi, maka pertanyaan tadi tidak menimbulkan kebencian dalam diri pemuda tersebut.
Bayangkan jika bapak dan pemuda tadi bermusuhan, ucapan "Biasane rung tangi to?" bisa jadi dianggap sebagai sindiran pedas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk berbicara yang sopan dan tidak menyakitkan hati sekaligus saling menyayangi. Dalam kitab Riyadhush Shalihin terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu: Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Siapa yang tidak kasih kepada sesama manusia, tidak dikasihi Allah."
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa kita harus saling menyayangi. Saran, kritik, canda, dan tawa sedapat mungkin tidak membuat sakit hati orang lain.
Jika mengulas inti dari percakapan tersebut, pertanyaan bapak kepada pemuda tadi juga merupakan perhatian kepada seseorang. Peristiwa tersebut mengingatkan tentang perhatian yang diberikan oleh Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu kepada Sulaiman bin Hatsmah radhiyallahu ‘anhu. Kejadiannya juga seputar shalat shubuh. Bedanya ialah waktu itu pokok pertanyaan yang diajukan Umar radhiyallahu ‘anhu (kepada ibunda Sulaiman) bukan karena yang ditanyakan ikut shalat di masjid, tetapi karena Sulaiman radhiyallahu ‘anhu tidak hadir pada jamaah shalat shubuh. Itulah contoh sebuah ukhuwah yang berasal dari Umar radhiyallahu ‘anhu. Seorang khalifah di masanya yang pernah mengalami kehidupan bersama generasi terbaik di muka bumi, yaitu generasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Selain itu, ada harapan pemuda tersebut tersentuh hatinya sehingga ia menjadi seorang yang lebih rajin shalat ke masjid. Semoga.
Di sisi lain, pemuda tadi ke masjid karena sebelumnya menonton sepakbola di televisi. Bagi pemuda tersebut, mungkin pergi ke masjid ketika sebelumnya tidak tidur lebih ringan daripada pergi ke masjid setelah memutus tidurnya. Sesuatu yang berat jika dimulai dengan yang ringan insyaAllah pada akhirnya akan mampu mengerjakan yang tadinya terasa berat. Yang penting ada usaha untuk semakin baik dalam mengerjakan suatu hal tersebut. Begitu pula dengan isi dari buletin ini, belumlah seberapa jika dibandingkan isi/ilmu agama Islam. Tetapi sedikit demi sedikit, mari kita berusaha menambah ilmu kita.
Semoga kita, pemuda itu, bapak itu, dan saudara-saudara kita termasuk orang yang dibuka hatinya oleh Allah Ta’ala agar mudah dalam menerima dan melaksanakan petunjuk Allah Ta’ala.
kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak juga akan beriman.
Allah telah mengunci-mati hati
dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup.
Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al Baqarah 6-7)
Oleh: Farhan Hasbu, ST.
agar blog anda dapat dicari dmelalui Search engine Google,daftarkan URL blog andake situs pencarian google,begini carane
BalasHapusketik alamat wwww.google.com/addurl/
ikuti langkah2 yg ada.