Seumpama putri raja, ia sangat cantik dan anggun mulia sehingga memikat hati para Pangeran dan Ksatria yang ingin meminangnya. Sayangnya keelokan dan kemashurannya itu teramat sering mendatangkan persaingan dan konflik yang sangat keras dalam rangka merebut hatinya yang pada akhirnya harus dilalui dengan pertumpahan darah.
Dahulu Yerusalem telah menemukan kedamaian untuk beberapa lama dengan jodoh yang telah dipilihkan Tuhan baginya, itulah Bani Israil yang pada masa Daud dan Sulaiman telah menjunjung tinggi dan menegakkan ajaran Allah di muka bumi. Akan tetapi ketika bangsa ini akhirnya mengingkari nikmat Allah dengan berbagai penyelewengan dan kesombongan yang dilakukannya, Allah telah menceraikan Yerusalem dengan bangsa Israil. Bani Israil terusir keluar karena tak pandai menjaganya, dilaknat dan dikutuk karena kejahatannya. Tidak lagi Allah menjadikannya sebagai bangsa pilihan, dan rupa-rupanya Tuhan berkehendak memilih ummat lain sebagai ummat pilihannya. Perhatikan firman Allah dalam al Qur’an Surah Al Jumu’ah ayat 5 sampai 8 dibawah ini:
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar."
Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Jelas sekali pada ayat tersebut, betapa Allah amat murka dengan umat yang telah diberiNya pegangan hidup nan lurus ( Taurat ). Mengumpati mereka bagai keledai dungu, keledai yang memikul kitab, kemana-mana membawa kitab tapi ia tetap saja keledai bodoh. Kita tahu keledai suaranya keras lagi parau dan tidak enak didengar, persis karakter orang yang suka nyombong. Yahudi menyombong menganggap dirinya orang pilihan Tuhan (the Choosen People). Padahal ia telah mendapat murka dan laknat Tuhan, terjemah kasar dari ayat tersebut kira-kira begini : “Hai kamu Yahudi! Suaramu jelek, sombong, dasar Keledai dungu! apa kamu sangka kamu itu kekasihKu ? kamu harapkan saja kematianmu! Tunggu saja kehancuranmu! Tunggu saja mampusmu, Kamu itu sudah pasti bakal mampus!!!
Ternyata menurut informasi Al Qur’an, bukan hanya Bani Israil yang bisa menjadi ummat pilihan Tuhan! Ketika Bani Israil tak lagi sanggup memegang amanah kekhalifahan di bumi ini, dan membiarkan cahaya kebenaran makin meredup, suasana dunia menjadi semakin gelap maka berkehendaklah Tuhan memilih ummatnya yang lain. Dari semenanjung tanah Arab hadirlah umat pilihan itu, umat yang bangkit membawa sinar terang menembus kegelapan malam. Sinar itu adalah sinar Islam, dibangkitkan dan disebarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya. (Kuntum khoiro ummatin, ukhrijat linnas ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar / Engkaulah umat yang terbaik, yang hadir bagi segenap bangsa manusia, yang menyerukan kebenaran dan menghapuskan kebobrokan)
Kehadiran Islam memberikan pencerahan dimana-mana, cahayanya menyebar ke berbagai penjuru dunia , dan tak terkecuali Yerusalem. Bumi yang juga mashur sebagai bumi para Nabi itu akhirnya juga bersinar-sinar kembali karena cahaya Islam yang meneranginya. Sejak masa Khalifah Umar Bin Khattab r.a , Yerusalem atau Palestina seolah mendapatkan jodohnya kembali. Bahkan dalam tarikh perjuangan Rasulullah SAW, Masjidil Aqsho di Yerusalem pernah menjadi qiblat arah hadap bagi ibadah umat Islam sebelum kemudian dialihkan menghadap ke arah Masjidil Haram ( Ka’bah) di Makkah. Masjidil Aqsho juga diriwayatkan sebagai salah satu tempat yang disinggahi Rasululloh SAW dalam perjalanan Isra’ Mi’rajnya. Itulah mengapa, Yerusalem juga begitu diagungkan oleh ummat Islam, bahkan menjadi kota suci ketiga bagi Ummat Islam.
Sejak Yerusalem dalam naungan penguasa Islam, terbitlah kedamaian di negeri para rasul Alloh itu. Dibawah pemerintahan Islam kota ini terjaga kesuciannya, karena para penguasa muslim juga memberikan toleransi yang sangat tinggi kepada pemeluk agama lain untuk mengunjungi kota itu. Jika umat Islam mengagungkan dan menziarahi Masjidil Aqsho, di kota Yerusalem Palestina terdapatlah gereja The Holy Spulchure yang diziarahi orang Kristen karena dianggap tempat kuburan Tuhan anak, dan terdapat pula The Wailling Wall atau Dinding Ratapan yakni sisa bangunan Haikal Sulaiman yang diziarahi umat Yahudi. Orang Kristen dan orang Yahudi yang juga menganggap kota itu sebagai kota sucinya diberi kebebasaan untuk ziarah atau beribadah di sana, bahkan banyak dari mereka yang kemudian tinggal menetap disana hidup bersama umat Islam yang telah mewarisi negeri itu sejak di serahkan dari penguasa Roma kepada Umar Bin Khattab r.a salah satu Khalifah Rasyidah umat Islam sepeninggal Rasulullah Muhammad SAW.
PERANG SALIB ; KEGAGALAN THE CRUSADERS MEREBUT HATI YERUSALEM.
Berlalulah masa demi masa, hingga datanglah episode sejarah kelam dengan munculnya nafsu dan keserakahan raja-raja kafir serta kedengkian pemimpin-pemimpin Kristen untuk mengusir umat Islam dari Yerusalem. Paus yang berpusat di kota Vatikan menyerukan “panggilan Suci” menghasut umat dan raja – raja Kristen untuk melakukan “perang suci” membebaskan Yerusalem dari penguasa Muslim. Raja-raja Kristen Eropa yang serakah pada dunia dan mencari popularitas sebagai ksatria mengorganisir tentaranya berangkat ke medan perang menuju Yerusalem. Pecahlah perang yang berlangsung sangat lama, yang dalam sejarah kemudian dikenal sebagai “Perang Salib”, perang yang menguras energi tetapi dengan hasil berupa kesia-siaan belaka bagi dunia Kristen. Perang ini berlangsung hampir satu abad yakni antara tahun 1099 hingga 1187.
Pada peperangan yang melelahkan ini, umat Islam dengan gigih mempertahankan kota Yerusalem. Tercatatlah dalam sejarah munculnya pahlawan-pahlawan pembela Islam seperti Sultan Nuruddin Zangi, panglima Imaduddin Zangi, panglima Asaduddin Syirkuh dan juga pahlawan legendaris Islam Sultan Salahuddin Yusuf Al Ayyubi ( orang barat menyebutnya Saladin). Di pihak Crusaders ( tentara salib / tentara Kristen ) yang merupakan tentara multi nasional muncullah tokoh tokoh seperti Reynold, Friedrich Barbarossa (Jerman), Philippe Auguste (Prancis) dan yang sangat terkenal adalah Richard the Lion Heart Raja Inggris ( Richard si Hati Singa)
Meskipun pasukan multinasional Kristen sempat menduduki Yerusalem, tapi pada akhirnya Yerusalem berhasil dibebaskan kembali oleh Salahuddin Al Ayyubi. Pemimpin Kristen mengakui ketangguhan pasukan Islam di berbagai medan pertempuran. Perang yang berlarut-larut ini akhirnya memunculkan kesadaran dan keinsyafan di kalangan pemimpin Kristen seperti Richard bahwa memang Islamlah yang layak dan pantas mengurus kota ini. Setelah hampir satu abad Kristen bertempur melawan Islam dan takjuga berhasil mengalahkannya, Yerusalem akhirnya diserahkan pada Salahuddin, pasukan Kristen kemudian mundur pulang ke Eropa dengan membawa buah tangan berupa pengaruh-pengaruh baik dan cinderamata keagungan peradaban muslim yang dapat mereka kembangkan di Eropa. Selanjutnya Yerusalem kembali dalam pangkuan Islam. Salahuddin memperlakukan penduduk Yerusalem dengan baik, ummat kristen juga tetap diberikan kebebasan beribadat di sana. Begitu pula terhadap umat Yahudi, mereka diizinkan untuk kembali berziarah atau beribadat di sana.
Pasca perang salib, Yerusalem tetap terpelihara dalam kekuasaan penguasa-penguasa Islam. Dari satu dinasti kesultanan Islam beralih ke kesultanan Islam lainnya. Dari kekuasaan Dinasti Mamaluk sampai akhirnya beralih dalam kekuasaan sultan-sultan Turki Ustmaniyah. Pada masa kekuasaan Turki Utsmaniyah ini jumlah populasi penduduk yang tinggal di Yerusalem terdiri dari sekitar 700.000 orang arab dan sekitar 300.000 orang Yahudi. Meskipun umat Yahudi lebih sedikit yang bermukim disana dibanding umat Islam / Arab, tetapi jumlah Yahudi yang tersebar / terdiaspora diberbagai penjuru dunia tentu saja jauh lebih banyak.Periode Kesultanan atau sering disebut juga kekhilafahan Turki Utsmani bertahan cukup lama, kekuasannya berakhir pada 1924. (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar