Ittaquu firasatal mukmin, innahu yandhuru binurillah : Percayalah dengan Firasat orang beriman, karena Ia melihat dengan Cahaya Allah. ( Al hadist )
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.( QS. An Nur, 24: 35)
Inilah dasar pengajaran spiritual yang sesungguhnya, digambarkan sebagai Cahaya Tuhan yang menyinari jiwa manusia. Spiritual bukan kajian ilmiah di Universitas atau Pondok Pesantren (Ma’had) sebagaimana biasanya kita kenal. Dalam hal ini, Allah menjelaskan proses pengajaran dan bimbingan-Nya melalui perumpamaan Myskat. Yang didalamnya terletak sebuah pelita yang tertutup kaca. Cahaya-Nya terkumpul dalam cerukan dinding yang berlubang, merupakan perumpamaan dada manusia yang dipenuhi Cahaya Allah. Dengan Cahaya itulah manusia mampu menangkap dengan jelas bimbingan Allah dalam setiap langkah kehidupannya. Cahaya ini tidak dapat diperoleh dari mendengarkan pengajian dan mengumpulkan data ilmu pengetahuan yang tercatat dalam kitab-kitab. Itu hanya petunjuk awal untuk memahami bagaimana orang bersikap dan belajar menerima bimbingan Allah secara ruhani.
Kitab Suci Al qur’an merupakan “Peta Ruhani” dan petunjuk bagi pejalan menuju Tuhan. Yang didalamnya dijelaskan mengenai pengajaran yang dapat diterima secara langsung dalam jiwa manusia. Sikap ini dikenal dengan istilah ihsan, yaitu menyadari Tuhan melihat sikap dan tindak tanduk hati manusia. Tuhan tidak hanya terbatas mengamati perilaku kita dan hanya berdiam diri. Akan tetapi Tuhan Yang Maha Hidup memberikan pengajaran kepada jiwa manusia yang percaya dan yakin atas keberadaan Tuhan. Disebutkan dalam Al qur’an Tuhan ada, namun keberadaan-Nya tidak bisa ditangkap oleh penglihatan dan pikiran manusia. Ia ada sangat dekat dengan jiwa manusia, sehingga apa yang dibisikkan dalam hatinya terdengar dengan jelas, karena Ia Maha Mendengar. Tidak Hanya sampai disini penjelasan mengenai Tuhan, dengan tegas Al qur’an mengatakan bahwa Tuhan akan merespons setiap do’a bagi yang berdo’a. Inilah yang dinamakan sikap ihsan atas keberadaan dan kegiatan Tuhan terhadap manusia. Maka dengan demikian, pemahaman atas Tuhan dengan segala keadaan-Nya disimpulkan dalam bentuk sikap yang sederhana berikut ini :
Duduklah dalam keadaan bersih lahir maupun bathin, tinggalkan kegiatan lahir yang berasal dari nafsu. Aktifkan ruhani anda, karena Tuhan tidak bisa dijangkau oleh pikiran dan penglihatan kita. Setiap manusia pasti memiliki jiwa, dengan jiwa inilah manusia dapat berkomunikasi dengan Allah. Dan kepada jiwa manusia, Allah menuntun kegiatan Ruhani menuju pengetahuan-Nya berupa ilham. Pengetahuan ruhani dapat anda rasakan secara langsung tanpa hijab. Anda akan merasakan setiap tuntunan itu mengarah kepada kebaikan dan kebahagiaan sejati. Lihatlah hasilnya dalam Al qur’an yang menjelaskan mengenai pengalaman pengajaran spiritual dalam diri anda. Anda akan diajak berada dalam keadaannya, bukan dalam pengetahuan berupa pikiran anda. Anda akan berada (being experience) yang tidak bisa diungkapkan dalam kata dan artikulasi. Sebagaimana anda merasakan berada dalam keadaan rasa cinta yang sejati.
Allah berkata : Jika kita menyebut nama-Nya didalam jiwa dengan merendahkan diri dan penuh hormat. Maka akan diturunkan rasa tenang mengalir dalam jiwa anda. Jika anda mengalami keadaan ini, berarti anda memahaminya secara nyata dalam jiwa anda, bukan dalam pikiran anda. Allah Yang Maha Hidup selalu merespons apa yang kita lakukan dihadapan-Nya. Jika kita hadir Allah juga hadir, jika kita berkata Allahpun berkata dalam bahasanya yang dipahami oleh Jiwa. Lakukan seperti dibawah ini :
Allah berfirman :
……..barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.( QS. Ath Thalaq,65:2-3)
Pernahkan anda merasakan apabila ada kesulitan kemudian berdoa dan bertawakkal kepada Allah, kemudian langsung anda rasakan jawabannya dan mendapatkan jalan keluar ? Bahkan mendapatkan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Jika semakin buntu (tidak ada jalan keluar) apa yang anda lakukan ketika melakukan komunikasi kepada Yang Maha mengetahui segala urusan. Sudahkah anda menundukkan jiwa anda kemudian berserah total dan memahami apa yang diturunkan kedalam jiwa anda ? Sebab Allah memberikan jawaban dalam setiap doa langsung kedalam hati orang beriman. Jika tidak ada jawaban, pasti ada yang salah dalam hal ini. Karena tidak mungkin Allah mengingkari janji (laa tukhliful mi’aad). Untuk itu, perlu dilakukan pemahaman lebih dalam persoalan kepercayaan kita kepada Allah, terutama bagaimana menangkap signal atau getaran yang dapat dipahami. Mungkinkah orang biasa seperti kita bisa menerima petunjuk Allah, seperti apakah keadaan yang akan kita rasakan ?
Duduklah dengan penuh taqwa dan percaya serta mewakilkan (menggantungkan) segala hidupnya kepada Allah saja. Hadirlah dihadapan-Nya dengan tunduk dan hormat, hilangkan keraguan dalam hati. Sebutlah Nama Allah dengan penuh harap, sehingga terasa hening dalam jiwa anda. Rasakan keheningan yang diturunkan dalam hati anda, semakin lama akan terasa bening dan menenangkan. Tundukkan jiwa anda semakin dalam , biarkan lintasan pikiran yang sesekali muncul menggangu. Jangan perdulikan, tetapkan jiwa anda mengamati keheningan jiwa anda. Dan berusahalah tetap menyebut Nama Allah sampai pada tahapan anda mampu membedakan pikiran, emosi, perasaan dan ilham yang datang sangat cepat dan jelas. Biasanya muncul petunjuk pada saat pikiran anda tidak terlibat, nafsu dan emosi kita tersapih. Petunjuk datang bukan hasil rekayasa dan hayalan atau rangkaian peristiwa dalam memori dalam otak. Ia menelusup sangat cepat dan jelas, dan rasanya seperti sudah berada pada keadaan yang akan terjadi. Anda diberi kepahaman langsung kedalam jiwa anda, cirinya tidak ada keraguan. Sebab ia datang berupa keadaan seperti yang akan terjadi sebelum terjadi. Mengapa demikian ? Karena anda berada pada orbit jiwa yang tidak terikat oleh ruang dan waktu Anda telah terlepas dari ikatan tubuh yang memilki arah dan jarak. Jiwa anda bukan badan ini, yang terikat oleh putaran bumi dan orbit matahari. Sehingga terjadi waktu akan datang dan masa lampau. Beradalah dalam jiwa anda dan mendekatlah kepada Allah, anda akan merasakan petunjuk semakin jelas.
*) Kader PCPM Minggir
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.( QS. An Nur, 24: 35)
Inilah dasar pengajaran spiritual yang sesungguhnya, digambarkan sebagai Cahaya Tuhan yang menyinari jiwa manusia. Spiritual bukan kajian ilmiah di Universitas atau Pondok Pesantren (Ma’had) sebagaimana biasanya kita kenal. Dalam hal ini, Allah menjelaskan proses pengajaran dan bimbingan-Nya melalui perumpamaan Myskat. Yang didalamnya terletak sebuah pelita yang tertutup kaca. Cahaya-Nya terkumpul dalam cerukan dinding yang berlubang, merupakan perumpamaan dada manusia yang dipenuhi Cahaya Allah. Dengan Cahaya itulah manusia mampu menangkap dengan jelas bimbingan Allah dalam setiap langkah kehidupannya. Cahaya ini tidak dapat diperoleh dari mendengarkan pengajian dan mengumpulkan data ilmu pengetahuan yang tercatat dalam kitab-kitab. Itu hanya petunjuk awal untuk memahami bagaimana orang bersikap dan belajar menerima bimbingan Allah secara ruhani.
Kitab Suci Al qur’an merupakan “Peta Ruhani” dan petunjuk bagi pejalan menuju Tuhan. Yang didalamnya dijelaskan mengenai pengajaran yang dapat diterima secara langsung dalam jiwa manusia. Sikap ini dikenal dengan istilah ihsan, yaitu menyadari Tuhan melihat sikap dan tindak tanduk hati manusia. Tuhan tidak hanya terbatas mengamati perilaku kita dan hanya berdiam diri. Akan tetapi Tuhan Yang Maha Hidup memberikan pengajaran kepada jiwa manusia yang percaya dan yakin atas keberadaan Tuhan. Disebutkan dalam Al qur’an Tuhan ada, namun keberadaan-Nya tidak bisa ditangkap oleh penglihatan dan pikiran manusia. Ia ada sangat dekat dengan jiwa manusia, sehingga apa yang dibisikkan dalam hatinya terdengar dengan jelas, karena Ia Maha Mendengar. Tidak Hanya sampai disini penjelasan mengenai Tuhan, dengan tegas Al qur’an mengatakan bahwa Tuhan akan merespons setiap do’a bagi yang berdo’a. Inilah yang dinamakan sikap ihsan atas keberadaan dan kegiatan Tuhan terhadap manusia. Maka dengan demikian, pemahaman atas Tuhan dengan segala keadaan-Nya disimpulkan dalam bentuk sikap yang sederhana berikut ini :
Duduklah dalam keadaan bersih lahir maupun bathin, tinggalkan kegiatan lahir yang berasal dari nafsu. Aktifkan ruhani anda, karena Tuhan tidak bisa dijangkau oleh pikiran dan penglihatan kita. Setiap manusia pasti memiliki jiwa, dengan jiwa inilah manusia dapat berkomunikasi dengan Allah. Dan kepada jiwa manusia, Allah menuntun kegiatan Ruhani menuju pengetahuan-Nya berupa ilham. Pengetahuan ruhani dapat anda rasakan secara langsung tanpa hijab. Anda akan merasakan setiap tuntunan itu mengarah kepada kebaikan dan kebahagiaan sejati. Lihatlah hasilnya dalam Al qur’an yang menjelaskan mengenai pengalaman pengajaran spiritual dalam diri anda. Anda akan diajak berada dalam keadaannya, bukan dalam pengetahuan berupa pikiran anda. Anda akan berada (being experience) yang tidak bisa diungkapkan dalam kata dan artikulasi. Sebagaimana anda merasakan berada dalam keadaan rasa cinta yang sejati.
Allah berkata : Jika kita menyebut nama-Nya didalam jiwa dengan merendahkan diri dan penuh hormat. Maka akan diturunkan rasa tenang mengalir dalam jiwa anda. Jika anda mengalami keadaan ini, berarti anda memahaminya secara nyata dalam jiwa anda, bukan dalam pikiran anda. Allah Yang Maha Hidup selalu merespons apa yang kita lakukan dihadapan-Nya. Jika kita hadir Allah juga hadir, jika kita berkata Allahpun berkata dalam bahasanya yang dipahami oleh Jiwa. Lakukan seperti dibawah ini :
Allah berfirman :
……..barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.( QS. Ath Thalaq,65:2-3)
Pernahkan anda merasakan apabila ada kesulitan kemudian berdoa dan bertawakkal kepada Allah, kemudian langsung anda rasakan jawabannya dan mendapatkan jalan keluar ? Bahkan mendapatkan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Jika semakin buntu (tidak ada jalan keluar) apa yang anda lakukan ketika melakukan komunikasi kepada Yang Maha mengetahui segala urusan. Sudahkah anda menundukkan jiwa anda kemudian berserah total dan memahami apa yang diturunkan kedalam jiwa anda ? Sebab Allah memberikan jawaban dalam setiap doa langsung kedalam hati orang beriman. Jika tidak ada jawaban, pasti ada yang salah dalam hal ini. Karena tidak mungkin Allah mengingkari janji (laa tukhliful mi’aad). Untuk itu, perlu dilakukan pemahaman lebih dalam persoalan kepercayaan kita kepada Allah, terutama bagaimana menangkap signal atau getaran yang dapat dipahami. Mungkinkah orang biasa seperti kita bisa menerima petunjuk Allah, seperti apakah keadaan yang akan kita rasakan ?
Duduklah dengan penuh taqwa dan percaya serta mewakilkan (menggantungkan) segala hidupnya kepada Allah saja. Hadirlah dihadapan-Nya dengan tunduk dan hormat, hilangkan keraguan dalam hati. Sebutlah Nama Allah dengan penuh harap, sehingga terasa hening dalam jiwa anda. Rasakan keheningan yang diturunkan dalam hati anda, semakin lama akan terasa bening dan menenangkan. Tundukkan jiwa anda semakin dalam , biarkan lintasan pikiran yang sesekali muncul menggangu. Jangan perdulikan, tetapkan jiwa anda mengamati keheningan jiwa anda. Dan berusahalah tetap menyebut Nama Allah sampai pada tahapan anda mampu membedakan pikiran, emosi, perasaan dan ilham yang datang sangat cepat dan jelas. Biasanya muncul petunjuk pada saat pikiran anda tidak terlibat, nafsu dan emosi kita tersapih. Petunjuk datang bukan hasil rekayasa dan hayalan atau rangkaian peristiwa dalam memori dalam otak. Ia menelusup sangat cepat dan jelas, dan rasanya seperti sudah berada pada keadaan yang akan terjadi. Anda diberi kepahaman langsung kedalam jiwa anda, cirinya tidak ada keraguan. Sebab ia datang berupa keadaan seperti yang akan terjadi sebelum terjadi. Mengapa demikian ? Karena anda berada pada orbit jiwa yang tidak terikat oleh ruang dan waktu Anda telah terlepas dari ikatan tubuh yang memilki arah dan jarak. Jiwa anda bukan badan ini, yang terikat oleh putaran bumi dan orbit matahari. Sehingga terjadi waktu akan datang dan masa lampau. Beradalah dalam jiwa anda dan mendekatlah kepada Allah, anda akan merasakan petunjuk semakin jelas.
*) Kader PCPM Minggir